Klinik Gigi SATU Dental

Maloklusi atau Gigi Berantakan: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Maloklusi atau Gigi Berantakan: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp
Breadcrumb

Pernahkah Anda merasa tidak percaya diri karena gigi yang berantakan? Atau, kesulitan mengunyah dan berbicara dengan jelas? Jika ya, Anda mungkin mengalami maloklusi, yang dikenal juga sebagai gigi berantakan. Kondisi ini tidak hanya mengganggu penampilan, tetapi juga dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan.

Artikel ini akan mengupas tuntas tentang maloklusi, mulai dari penyebabnya, jenis-jenisnya, hingga cara mengatasinya. Di sini, Anda akan menemukan informasi lengkap dan terpercaya untuk memahami kondisi ini dan menemukan solusi yang tepat.

Table of Contents

Apa Itu Maloklusi 

 

Apa Itu Maloklusi

Maloklusi, sering dikenal dengan gigi berantakan, merupakan kondisi medis di mana susunan gigi dan rahang tidak sejajar. Hal ini tidak hanya mengganggu penampilan, tapi juga dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, seperti:

  • Kesulitan mengunyah dan menelan: Maloklusi dapat membuat proses mengunyah dan menelan menjadi lebih sulit dan tidak efisien.
  • Nyeri rahang dan sendi: Tekanan yang tidak merata pada gigi dan rahang akibat maloklusi dapat menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan.
  • Gangguan berbicara: Maloklusi dapat memengaruhi posisi lidah dan bibir, sehingga memicu kesulitan berbicara dan pelafalan yang tidak jelas.
  • Masalah pernapasan: Dalam kasus tertentu, maloklusi dapat menyebabkan penyempitan saluran udara, sehingga memicu kesulitan bernapas.
  • Penurunan rasa percaya diri: Memiliki gigi berantakan dapat menurunkan rasa percaya diri dan memengaruhi interaksi sosial.

Baca Juga: 7 Kebiasaan Penyebab Gigi Rusak dan Cara Mengatasinya

Jenis-jenis Maloklusi

Maloklusi diklasifikasikan menjadi tiga kelas utama, berdasarkan posisi gigi seri atas dan bawah:

Kelas 1

Gigi seri atas sedikit menonjol di depan gigi seri bawah. Ini adalah jenis maloklusi yang paling umum dan biasanya tidak menyebabkan masalah fungsional yang signifikan.

Ciri-ciri:

  • Gigi seri atas sedikit menonjol ke depan gigi seri bawah.
  • Rahang atas dan bawah sejajar.
  • Gigi berdesakan atau tidak rata.

Contoh:

  • Crowding (gigi berdesakan)
  • Diastema (celah antar gigi)

Perawatan yang bisa dilakukan:

  • Pencabutan gigi
  • Perawatan ortodontik (behel)

Kelas 2

  • Gigi seri atas menonjol jauh di depan gigi seri bawah.
  • Terbagi menjadi dua divisi:
    • Divisi 1: Rahang atas menonjol ke depan.
    • Divisi 2: Rahang bawah menonjol ke belakang.

Ciri-ciri:

  • Gigi seri atas menonjol jauh ke depan gigi seri bawah.
  • Rahang atas menonjol ke depan (Divisi 1) atau rahang bawah menonjol ke belakang (Divisi 2).
  • Gigi berdesakan atau tidak rata.

Contoh:

  • Overbite (gigitan atas menonjol)
  • Retrognathia (rahang bawah menonjol ke belakang)

Perawatan yang bisa dilakukan:

  • Perawatan ortodontik (behel)
  • Pembedahan ortognatik (dalam kasus yang parah)

Kelas 3

Gigi seri bawah menonjol di depan gigi seri atas. Ini adalah jenis maloklusi yang paling parah dan dapat menyebabkan masalah mengunyah, menelan, berbicara, dan bahkan pernapasan.

Ciri-ciri

  • Gigi seri bawah menonjol di depan gigi seri atas.
  • Rahang atas dan bawah tidak sejajar.
  • Gigi berdesakan atau tidak rata.

Contoh:

  • Underbite (gigitan bawah menonjol)
  • Prognathia (rahang atas menonjol ke belakang)

Perawatan yang bisa dilakukan 

  • Perawatan ortodontik (behel)
  • Pembedahan ortognatik (dalam kasus yang parah)

Baca Juga: Penyebab Gigi Tonggos dan Cara Memundurkannya dengan Aman

Gejala Maloklusi

Gejala maloklusi dapat bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahannya. Berikut beberapa gejala umum maloklusi:

  • Gigi berantakan atau tidak sejajar: Ini adalah tanda paling jelas dari maloklusi. Gigi dapat berdesakan, menonjol, atau tidak rata.
  • Kesulitan mengunyah atau menelan: Maloklusi dapat membuat proses mengunyah dan menelan menjadi lebih sulit dan tidak nyaman.
  • Nyeri rahang atau sendi: Tekanan yang tidak merata pada gigi dan rahang akibat maloklusi dapat menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan, terutama pada sendi temporomandibular (TMJ).
  • Gigitan yang tidak rata atau menonjol: Maloklusi dapat menyebabkan gigitan yang tidak rata atau menonjol, seperti overbite (gigitan atas menonjol di depan gigitan bawah) atau underbite (gigitan bawah menonjol di depan gigitan atas).
  • Bibir terbuka saat istirahat: Orang dengan maloklusi mungkin kesulitan untuk menutup bibir mereka sepenuhnya saat istirahat.
  • Kesulitan berbicara atau mengucapkan kata-kata tertentu: Maloklusi dapat memengaruhi posisi lidah dan bibir, sehingga memicu kesulitan berbicara dan pelafalan yang tidak jelas, terutama pada huruf tertentu.
  • Bernapas melalui mulut: Orang dengan maloklusi mungkin lebih sering bernapas melalui mulut daripada hidung, karena kesulitan menutup bibir.
  • Wajah asimetris: Dalam kasus maloklusi yang parah, wajah mungkin terlihat asimetris karena struktur gigi dan rahang yang tidak seimbang.

Penyebab Maloklusi

Berbagai faktor dapat berkontribusi terhadap maloklusi, antara lain:

1. Faktor Genetik

Salah satu penyebab utama maloklusi adalah faktor genetik. Maloklusi sering kali diwariskan dari orang tua ke anak-anak. Faktor genetik mempengaruhi bentuk dan ukuran rahang serta gigi. Contohnya, seorang anak mungkin mewarisi rahang besar dari satu orang tua dan gigi kecil dari orang tua yang lain, yang dapat menyebabkan ketidaksejajaran gigi. Selain itu, kelainan genetik tertentu, seperti sindrom Down dan celah bibir serta langit-langit, juga dapat meningkatkan risiko maloklusi. Studi genetika menunjukkan bahwa variasi pada gen tertentu yang mengontrol pertumbuhan dan perkembangan kraniofasial dapat berkontribusi pada terjadinya maloklusi.

2. Kebiasaan Buruk

Kebiasaan Buruk

Kebiasaan buruk selama masa kanak-kanak, seperti mengisap jempol, penggunaan dot atau botol yang berkepanjangan, dan kebiasaan menggigit benda keras, dapat menyebabkan maloklusi. Mengisap jempol, misalnya, memberikan tekanan berlebihan pada gigi depan atas, yang menyebabkan mereka terdorong ke depan dan menciptakan overjet atau protrusi gigi. Penggunaan dot yang berlebihan juga memiliki efek serupa dengan mengisap jempol. Kebiasaan menggigit benda keras, seperti pensil atau kuku, dapat mengakibatkan pergeseran gigi dan perubahan pada struktur rahang.

3. Trauma

Trauma pada wajah atau rahang selama masa kanak-kanak atau dewasa dapat menyebabkan maloklusi. Cedera fisik yang menyebabkan pergeseran atau kerusakan gigi serta fraktur rahang dapat mengganggu keselarasan normal gigi. Bahkan setelah perawatan untuk memperbaiki trauma, mungkin terjadi perubahan dalam cara gigi bertemu, yang dapat menyebabkan maloklusi. Selain itu, cedera yang merusak jaringan lunak sekitar gigi dan rahang juga dapat mempengaruhi posisi gigi.

4. Ketidakcocokan Rahang dan Gigi

Ketidakcocokan antara ukuran rahang dan gigi juga merupakan penyebab umum maloklusi. Rahang yang terlalu kecil untuk menampung semua gigi dapat menyebabkan crowding atau tumpang tindih gigi, sementara rahang yang terlalu besar dapat menyebabkan spasi antar gigi. Pertumbuhan yang tidak seimbang antara rahang atas dan bawah dapat menghasilkan berbagai jenis maloklusi, seperti overbite, underbite, dan crossbite. Penelitian menunjukkan bahwa anomali ukuran rahang dan gigi sering kali berkaitan dengan faktor genetik dan lingkungan..

5. Kelainan Pertumbuhan

Kelainan pertumbuhan yang mempengaruhi perkembangan rahang dan gigi juga dapat menyebabkan maloklusi. Contohnya, gangguan pertumbuhan seperti gigantisme atau dwarfisme dapat mengubah proporsi normal wajah dan rahang, yang menyebabkan maloklusi. Selain itu, gangguan endokrin yang mempengaruhi hormon pertumbuhan dapat mempengaruhi perkembangan rahang dan gigi. Kelainan pertumbuhan ini dapat disebabkan oleh mutasi genetik, gangguan metabolik, atau kondisi kesehatan tertentu yang mempengaruhi perkembangan normal tulang dan jaringan sekitarnya.

Cara Mengatasi Maloklusi

Perawatan maloklusi tergantung pada jenis dan tingkat keparahannya. Berikut beberapa pilihan yang umum:

1. Alat Ortodontik (Behel)

Alat ortodontik digunakan untuk menggerakkan gigi ke posisi yang tepat. Ada berbagai jenis behel yang tersedia, termasuk behel logam, behel keramik, dan behel transparan. Behel bekerja dengan memberikan tekanan pada gigi, sehingga mendorongnya ke posisi yang diinginkan. Perawatan ortodontik biasanya memakan waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun, tergantung pada tingkat keparahan maloklusi.

2. Pencabutan Gigi

Dalam beberapa kasus, mungkin perlu mencabut gigi untuk menciptakan ruang bagi gigi yang tersisa untuk bergerak. Pencabutan gigi biasanya dilakukan pada kasus maloklusi yang parah, di mana gigi berdesakan secara signifikan. Pencabutan gigi biasanya dilakukan oleh dokter gigi atau ahli bedah mulut.

3. Pembedahan Ortognatik

Pembedahan ortognatik digunakan untuk mengubah struktur tulang rahang. Pembedahan ini biasanya hanya dilakukan pada kasus maloklusi yang parah, di mana struktur rahang tidak memungkinkan gigi untuk sejajar dengan benar. Pembedahan ortognatik dilakukan oleh ahli bedah mulut dan maxillofacial.

4. Perawatan Lainnya

Selain alat ortodontik, pencabutan gigi, dan pembedahan ortognatik, beberapa perawatan lain mungkin diperlukan untuk mengatasi maloklusi, seperti:

  • Perawatan myofungsional: Melatih otot-otot mulut dan wajah untuk meningkatkan fungsi dan memperbaiki kebiasaan buruk yang dapat memperburuk maloklusi.
  • Perawatan restoratif: Memulihkan gigi yang rusak atau aus akibat maloklusi.
  • Perawatan periodontal: Mengobati penyakit periodontal yang dapat memperburuk maloklusi.

Baca Juga: Bedah Mulut: Definisi, Tujuan Jenis, Prosedur, Manfaat

Maloklusi, atau gigi berantakan, mungkin terasa seperti mimpi buruk. Tapi, jangan khawatir! Dengan memahami penyebab dan solusinya, Anda dapat kembali memiliki senyum yang indah dan gigi yang sejajar.

Ingatlah, maloklusi bukan hanya tentang penampilan. Kondisi ini dapat memengaruhi kesehatan Anda secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting untuk mencari solusi yang tepat.

Konsultasikan dengan dokter gigi atau ortodontis untuk mendapatkan diagnosis dan rencana perawatan yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Oleh karena itu, ayo datang ke dokter gigi yang memiliki reputasi baik untuk memeriksakan gigi Anda di SATU Dental. Pengalaman perawatan gigi Anda akan ditingkatkan oleh jajaran dokter dan personel yang ramah di Klinik SATU Dental, serta perawatan gigi spesial mereka. Sehingga Anda dapat kembali tersenyum berseri di setiap harinya!

Artikel Lainnya

Cabang Klinik Gigi SATU Dental

Buat Jadwal di Klinik SATU Dental