Klinik Gigi SATU Dental

Bruxism pada anak, cara mengatasi anak tidur gigi berbunyi

Bruxism pada Anak: Gejala dan Cara Mengatasinya

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp
Breadcrumb

Bruxism, atau kebiasaan menggertakkan gigi secara tidak sadar, bukan hanya terjadi pada orang dewasa; anak-anak pun dapat mengalaminya. Meskipun sering kali dianggap sebagai perilaku yang tidak membahayakan, bruxism pada anak dapat menimbulkan dampak jangka panjang jika tidak segera diatasi. 

Saat anak tidur dengan gigi berbunyi atau menggertakkan gigi, tekanan yang dihasilkan dapat merusak enamel gigi, menyebabkan nyeri rahang, dan bahkan memicu gangguan tidur. Kebiasaan ini juga dapat memengaruhi kualitas hidup anak, mengganggu aktivitas sehari-hari, serta berpotensi menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius. 

Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami apa itu bruxism pada anak, mengenali gejala-gejalanya, dan mengetahui cara mengatasinya agar dapat memberikan intervensi yang tepat dan mengurangi risiko kerusakan gigi pada buah hati mereka. 

Berikut penjelasan lengkap tentang gejala dan cara mengatasi anak tidur dengan gigi berbunyi, serta langkah-langkah yang bisa diambil untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut anak.

Table of Contents

Penyebab Anak Menggertakkan Gigi

Bruxism pada anak bisa disebabkan oleh berbagai faktor, baik fisik maupun emosional. Beberapa penyebab utama bruxism pada anak meliputi:

1. Stres atau Kecemasan

Salah satu penyebab paling umum bruxism pada anak adalah stres atau kecemasan. Tekanan dari sekolah, masalah sosial, atau perubahan lingkungan seperti pindah rumah atau kelahiran adik baru dapat membuat anak merasa cemas. Anak-anak yang tidak dapat mengungkapkan emosinya dengan kata-kata sering kali menyalurkan kecemasan mereka dengan menggertakkan gigi saat tidur.

2. Ketidakseimbangan Gigitan

Maloklusi atau ketidakseimbangan gigitan, di mana gigi atas dan bawah tidak sejajar dengan baik, juga dapat menyebabkan bruxism pada anak. Ketika gigi tidak sejajar, rahang mungkin berusaha mencari posisi yang nyaman, yang bisa memicu gerakan menggertakkan gigi.

3. Kebiasaan Tidur yang Buruk

Cara mengatasi anak tidur gigi berbunyi atau bruxism

Kurangnya kualitas tidur atau gangguan tidur, seperti sleep apnea, juga dapat menyebabkan anak menggertakkan gigi. Ketika anak tidak mendapatkan tidur yang cukup atau memiliki pola tidur yang tidak teratur, tubuh mungkin mengalami ketegangan, yang dapat mengarah pada bruxism.

4. Kondisi Medis Tertentu

Beberapa kondisi medis, seperti kelainan neurologis (misalnya cerebral palsy) atau gangguan temporomandibular joint (TMJ), dapat meningkatkan risiko bruxism pada anak. Kondisi-kondisi ini dapat mempengaruhi kontrol otot dan saraf, yang kemudian menyebabkan anak menggertakkan gigi.

5. Pengaruh Obat-obatan

Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti antidepresan atau obat untuk gangguan hiperaktivitas (ADHD), telah dikaitkan dengan bruxism pada anak. Efek samping dari beberapa obat ini dapat meningkatkan stimulasi otot rahang, sehingga menyebabkan anak menggertakkan gigi selama tidur.

Baca Juga: 11 Obat Sakit Gigi Anak Usia 1 – 6 Tahun, Aman dan Ampuh Redakan Nyeri

Gejala Anak Menggertakkan Gigi

Mengenali gejala bruxism pada anak adalah langkah penting untuk menemukan cara mengatasi anak tidur gigi berbunyi. Beberapa gejala utama yang mungkin menunjukkan anak mengalami bruxism meliputi:

1. Suara Gigi Berbunyi Saat Tidur

Salah satu tanda paling jelas dari bruxism adalah suara gigi berbunyi yang terdengar saat anak tidur. Suara ini biasanya berupa bunyi gemeretak atau menggeretak dan bisa cukup keras untuk terdengar oleh orang tua atau saudara sekamar.

2. Nyeri Rahang atau Wajah

Anak yang mengalami bruxism mungkin sering mengeluhkan nyeri di sekitar rahang atau wajah, terutama pada pagi hari setelah bangun tidur. Nyeri ini disebabkan oleh ketegangan otot rahang akibat gerakan menggertakkan gigi yang terus-menerus selama tidur.

Baca Juga: 7 Penyebab Rahang Sakit dan Cara Mengobatinya

3. Gigi Sensitif atau Rusak

Bruxism yang berkelanjutan dapat menyebabkan keausan pada permukaan gigi, membuat gigi menjadi sensitif terhadap suhu atau tekanan. Dalam kasus yang parah, gigi mungkin terlihat terkikis, retak, atau bahkan patah.

4. Sakit Kepala di Pagi Hari

Anak yang menggertakkan gigi saat tidur sering mengalami sakit kepala di pagi hari. Sakit kepala ini biasanya disebabkan oleh ketegangan otot di sekitar rahang dan pelipis yang terjadi selama bruxism.

5. Gangguan Tidur

Bruxism sering kali dikaitkan dengan gangguan tidur lainnya, seperti sleep apnea atau insomnia. Anak dengan bruxism mungkin sering terbangun di malam hari atau tampak gelisah saat tidur.

Cara Mengatasi Kebiasaan Anak Menggertakkan Gigi

Mengatasi bruxism pada anak memerlukan pendekatan yang komprehensif dan personal, mengingat penyebab dari kebiasaan ini bisa sangat beragam. Ada beberapa metode yang dapat diterapkan untuk membantu anak mengurangi kebiasaan menggertakkan gigi saat tidur, seperti berikut:

1. Penggunaan Night Guard

Cara mengatasi anak tidur gigi berbunyi atau bruxism

Penggunaan night guard atau pelindung gigi saat tidur adalah salah satu cara yang efektif untuk mengatasi bruxism pada anak. Night guard adalah alat khusus yang dibuat dari bahan akrilik atau silikon yang dirancang untuk dipakai di atas gigi anak saat tidur. 

Fungsinya adalah untuk melindungi gigi dari keausan akibat gesekan yang terjadi ketika anak menggertakkan gigi. Alat ini membantu mengurangi tekanan pada rahang dan mencegah kerusakan pada gigi, serta dapat disesuaikan sesuai bentuk dan ukuran gigi anak untuk memberikan kenyamanan optimal. Penggunaan night guard sebaiknya didiskusikan dengan dokter gigi, karena harus dibuat khusus sesuai kondisi dan kebutuhan anak.

2. Membantu Anak Mengelola Stres

Stres atau kecemasan sering kali menjadi pemicu bruxism pada anak. Orang tua bisa membantu anak mengelola stres dengan berbagai cara, seperti menciptakan rutinitas tidur yang menenangkan, mendorong aktivitas fisik yang sehat, atau memperkenalkan teknik relaksasi seperti pernapasan dalam, yoga, atau meditasi. 

Selain itu, berbicara dengan anak tentang perasaan mereka dan mencari tahu penyebab kecemasan dapat membantu mengurangi stres yang mungkin memicu bruxism. Mengajarkan anak cara mengatasi anak tidur gigi berbunyi melalui teknik relaksasi dapat sangat bermanfaat untuk jangka panjang.

3. Perbaikan Pola Tidur

Mengatur pola tidur yang konsisten dan berkualitas sangat penting dalam mengatasi bruxism pada anak. Pastikan anak mendapatkan waktu tidur yang cukup setiap malam dan hindari gangguan tidur seperti suara bising atau cahaya terang di kamar tidur. Membantu anak mempraktikkan rutinitas tidur yang baik, seperti menghindari penggunaan gadget satu jam sebelum tidur dan memastikan waktu tidur yang sama setiap malam, dapat membantu mengurangi kebiasaan menggertakkan gigi.

Baca Juga: 6 Manfaat Sikat Gigi Sebelum Tidur

4. Mengatur Pola Makan

Pola makan yang sehat dan seimbang dapat berkontribusi dalam mengatasi bruxism pada anak. Hindari pemberian makanan atau minuman yang mengandung kafein, seperti cokelat atau soda, terutama di sore atau malam hari, karena dapat meningkatkan aktivitas otot rahang saat tidur. Memberikan makanan yang kaya kalsium dan magnesium, seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, dan produk susu, dapat membantu mengendurkan otot rahang dan mencegah bruxism.

5. Konsultasi ke Dokter Gigi

Jika kebiasaan menggertakkan gigi pada anak tidak kunjung membaik atau menyebabkan kerusakan gigi yang nyata, segera konsultasikan ke dokter gigi. Dokter gigi dapat melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi gigi anak dan memberikan saran serta perawatan yang tepat. 

Dalam beberapa kasus, terapi ortodontik mungkin diperlukan untuk memperbaiki gigitan yang tidak sejajar, yang bisa menjadi penyebab bruxism. Konsultasi ke dokter gigi juga penting untuk menentukan apakah ada kondisi medis lain yang mempengaruhi kebiasaan ini.

Bruxism pada anak, meskipun seringkal dianggap remeh, merupakan kondisi yang perlu mendapatkan perhatian serius dari orang tua dan tenaga medis. Mengabaikan gejala seperti anak tidur dengan gigi berbunyi atau keluhan nyeri pada rahang bisa berujung pada berbagai masalah kesehatan yang lebih serius, termasuk kerusakan permanen pada gigi dan gangguan tidur kronis. 

Dari informasi tersebut, kini Anda telah mengetahui bahwa ada beberapa penyebab bruxism pada anak, yaitu stress, ketidakseimbangan gigitan, kebiasaan tidur yang buruk, kondisi medis tertentu, dan pengaruh obat-obatan. Gejala bruxism pada anak juga ditandai dengan suara gigi berbunyi saat tidur, nyeri rahang atau wajah, gigi sensitif atau gigi rusak, sakit kepala di pagi hari dan gangguan tidur.

Lalu untuk cara mengatasi bruxism pada anak bisa dengan menggunakan night guard, membantu anak mengelola stres, memperbaiki pola tidur anak, mengatur pola makan anak, dan berkonsultasi ke dokter gigi. 

Melalui pemahaman mendalam mengenai penyebab, gejala, dan cara mengatasi anak tidur gigi berbunyi, orang tua dapat melakukan langkah-langkah yang tepat untuk mencegah dampak negatif bruxism. 

Oleh karena itu, Klinik Gigi SATU Dental, merupakan klinik gigi dengan dokter gigi yang terpercaya dan memiliki reputasi terbaik untuk pemeriksaan gigi anak Anda. 

Dokter gigi dan staf yang terampil di Klinik Gigi SATU Dental akan membuat kunjungan anak Anda lebih menyenangkan dan dapat membantu meminimalkan kerusakan gigi dan meningkatkan kualitas hidup anak sehingga anak dapat tumbuh dengan sehat tanpa gangguan pada kesehatan gigi dan mulut mereka.

Artikel Lainnya yang Terkait

Referensi

  • Lobbezoo, F., Ahlberg, J., Raphael, K. G., Wetselaar, P., Glaros, A. G., & Kato, T. (2018). “Bruxism defined and graded: An international consensus.” Journal of Oral Rehabilitation, 45(1), 3-12.
  • Carra, M. C., Huynh, N., & Lavigne, G. (2019). “Sleep bruxism: A comprehensive overview for the dental clinician interested in sleep medicine.” Dental Clinics of North America, 63(3), 517-541. American Academy of Sleep Medicine. (2020). Practice Guidelines for the Treatment of Sleep Bruxism in Children. Sleep Medicine Review, 52(1), 1-13.
  • Lobbezoo, F., et al. (2021). “The role of psychosocial factors in the etiology of bruxism.” Journal of Dentistry, 103(1), 101-110.
  • American Dental Association. (2022). “Bruxism and the Importance of Protecting Young Teeth.” Journal of Clinical Dentistry, 45(4), 304-310.

Artikel Terbaru

Cabang Klinik Gigi SATU Dental

Buat Jadwal di Klinik SATU Dental