Underbite merupakan kondisi ortodontik yang tidak hanya memengaruhi penampilan wajah, tetapi juga fungsi mengunyah dan berbicara. Ketika rahang bawah lebih menonjol dibandingkan rahang atas, kondisi ini dapat menimbulkan berbagai gejala, mulai dari ketidaknyamanan saat mengunyah hingga masalah pada struktur wajah.
Selain itu, underbite juga dapat menyebabkan kerusakan gigi yang lebih cepat akibat kontak yang tidak normal antara gigi atas dan bawah. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala dan penyebabnya agar dapat mengambil langkah perawatan yang tepat.
Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai gejala underbite, penyebabnya, dan berbagai metode yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ini secara efektif.
Apa Itu Underbite
Underbite adalah kondisi ortodontik di mana rahang bawah (mandibula) posisinya lebih maju dibandingkan rahang atas (maksila). Hal ini mengakibatkan gigitan yang tidak seimbang, di mana gigi depan bawah menonjol melewati gigi depan atas. Underbite dapat menimbulkan berbagai masalah, baik dari segi fungsi maupun estetika.
Secara fungsional, kondisi ini dapat menyebabkan kesulitan dalam mengunyah dan berbicara dengan jelas. Estetika wajah juga dapat terpengaruh, karena penampilan rahang bawah yang lebih menonjol. Jika tidak diatasi, underbite dapat mengarah pada masalah kesehatan gigi dan gusi, termasuk keausan gigi dan nyeri pada otot rahang. Oleh karena itu, pemahaman yang baik mengenai kondisi ini sangat penting untuk menentukan perawatan yang sesuai.
Perbedaan Underbite dan Overbite
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai gejala dan penyebab underbite, penting untuk memahami perbedaan antara underbite dan overbite. Berikut adalah penjelasannya:
1. Posisi Gigi
Underbite: Pada kondisi ini, gigi depan bawah menonjol ke depan dari gigi depan atas. Hal ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan saat menggigit dan mempengaruhi kemampuan menggigit makanan secara efektif. Dalam banyak kasus, underbite juga dapat menyebabkan gigi depan bawah terpapar lebih banyak daripada gigi depan atas, yang berpotensi meningkatkan risiko kerusakan gigi.
Overbite: Sebaliknya, overbite terjadi ketika gigi depan atas menutupi gigi depan bawah secara berlebihan. Dalam keadaan normal, gigi depan atas hanya sedikit menutupi gigi bawah saat mulut ditutup, tetapi pada kasus overbite yang parah, penutupan gigi depan atas bisa sangat berlebihan, berpotensi menyebabkan masalah saat menggigit dan berinteraksi.
2. Penyebab
Underbite: Penyebab underbite sering kali berkaitan dengan faktor genetik, di mana struktur rahang diturunkan dari orang tua. Kebiasaan buruk pada anak-anak, seperti mengisap jari, juga dapat berkontribusi pada perkembangan underbite. Selain itu, pertumbuhan rahang yang tidak seimbang antara rahang atas dan bawah selama fase pertumbuhan juga dapat menyebabkan kondisi ini.
Overbite: Di sisi lain, overbite umumnya disebabkan oleh kebiasaan seperti menghisap jari atau penggunaan dot yang berlebihan pada masa kecil. Masalah perkembangan gigi, termasuk posisi gigi yang salah saat tumbuh, juga dapat menjadi penyebab. Ketidakseimbangan dalam pertumbuhan rahang, meskipun lebih umum pada underbite, juga dapat berkontribusi terhadap perkembangan overbite.
3. Dampak Fungsional
Underbite: Kondisi ini dapat mengganggu fungsi mengunyah dan berbicara, mengakibatkan ketidaknyamanan saat melakukan aktivitas tersebut. Selain itu, underbite meningkatkan risiko kerusakan gigi, karena gigi depan bawah dapat menggesek gigi atas secara tidak normal, berpotensi menyebabkan keausan dan kerusakan lebih lanjut pada struktur gigi.
Overbite: Meskipun tidak selalu menyebabkan masalah yang jelas, overbite dapat mengakibatkan masalah pada gigi belakang, seperti keausan berlebih pada gigi belakang yang tertekan karena gigi depan yang menutupi gigi bawah. Hal ini dapat menyebabkan nyeri rahang dan ketidaknyamanan, serta meningkatkan risiko penyakit gusi akibat kesulitan dalam menjaga kebersihan gigi.
Gejala Underbite
Gejala underbite dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahannya. Beberapa gejala yang umum ditemukan meliputi:
1. Penyimpangan Gigitan
Underbite sering kali menyebabkan ketidakmampuan untuk menggigit makanan dengan benar. Hal ini terjadi karena posisi gigi depan bawah yang lebih menonjol daripada gigi atas, sehingga makanan mungkin tidak dapat dikunyah dengan efektif.
Individu yang mengalami underbite mungkin menemukan bahwa mereka harus mengubah cara mereka menggigit makanan atau bahkan menghindari makanan tertentu yang sulit untuk dikunyah, seperti sayuran keras atau daging. Ketidakmampuan ini dapat menyebabkan masalah pencernaan jika makanan tidak dikunyah dengan baik sebelum ditelan.
2. Nyeri Rahang
Nyeri rahang adalah gejala umum lainnya yang sering dialami oleh individu dengan underbite. Ketidaknyamanan atau nyeri pada otot rahang dapat disebabkan oleh beban yang tidak merata saat mengunyah.
Dalam upaya untuk mengkompensasi posisi gigi yang tidak normal, otot rahang bekerja lebih keras, yang dapat menyebabkan ketegangan, kram, atau bahkan nyeri yang menyebar ke area kepala dan leher. Dalam beberapa kasus, nyeri ini bisa cukup parah sehingga mempengaruhi kualitas hidup sehari-hari, termasuk sulit tidur atau beraktivitas.
Baca Juga: 6 Cara Mengatasi Sakit Gigi Sampai ke Kepala
3. Kesulitan Berbicara
Dalam kasus underbite yang parah, kemampuan berbicara dapat terpengaruh. Ketidaknormalan posisi gigi dapat memengaruhi pengucapan bunyi tertentu, seperti “s,” “z,” dan “th.” Anak-anak dengan underbite mungkin mengalami kesulitan dalam mengucapkan kata-kata dengan jelas, yang dapat berdampak pada perkembangan bahasa mereka. Kesulitan berbicara ini bisa menyebabkan rasa percaya diri yang rendah dan memengaruhi interaksi sosial.
4. Estetika Wajah
Penampilan wajah bisa terpengaruh secara signifikan oleh underbite. Dengan rahang bawah yang terlihat lebih menonjol, bentuk wajah dapat tampak tidak seimbang. Hal ini bisa mengakibatkan rasa tidak puas dengan penampilan fisik, yang dapat memengaruhi kepercayaan diri dan citra diri individu. Perubahan dalam estetika wajah juga dapat memengaruhi hubungan sosial dan profesional, karena individu mungkin merasa kurang nyaman berinteraksi dengan orang lain.
Baca Juga: Perubahan Wajah Setelah Pakai Behel
5. Gigi Terkikis
Gigi dapat mengalami keausan lebih cepat akibat kontak yang tidak normal antara gigi atas dan bawah. Posisi gigi yang salah dapat menyebabkan gigi belakang tertekan lebih dari yang seharusnya saat menggigit, yang berpotensi menyebabkan keausan enamel gigi dan meningkatkan risiko kerusakan gigi, seperti gigi berlubang atau patah. Keausan gigi ini dapat memerlukan perawatan lebih lanjut, seperti penambalan atau perawatan saluran akar, untuk memperbaiki kerusakan yang telah terjadi.
Baca Juga: Penyebab Gigi Patah dan Cara Memperbaikinya
Penyebab Underbite
Underbite dapat disebabkan oleh berbagai faktor, yang masing-masing memiliki pengaruh yang berbeda terhadap perkembangan kondisi ini. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai penyebab underbite:
1. Faktor Genetik
Warisan genetik memegang peranan penting dalam menentukan bentuk dan posisi rahang seseorang. Jika salah satu atau kedua orang tua memiliki kondisi underbite, kemungkinan anak untuk mengalaminya juga meningkat. Ini disebabkan oleh kombinasi genetik yang mempengaruhi struktur gigi dan rahang.
Penelitian menunjukkan bahwa pola pertumbuhan rahang dapat diwariskan, dan variasi genetik tertentu dapat meningkatkan risiko mengalami maloklusi, termasuk underbite. Oleh karena itu, jika terdapat riwayat keluarga dengan masalah ortodontik, penting untuk memperhatikan kesehatan gigi dan rahang anak sejak dini.
Baca Juga: Maloklusi atau Gigi Berantakan: Penyebab dan Cara Mengatasinya
2. Kebiasaan Buruk
Kebiasaan buruk yang dimulai sejak masa kanak-kanak, seperti mengisap jari atau penggunaan dot secara berlebihan, dapat berkontribusi pada pengembangan underbite. Ketika anak mengisap jari atau dot, tekanan yang diberikan pada gigi dan rahang dapat menyebabkan pertumbuhan rahang bawah menjadi lebih dominan.
Kebiasaan ini dapat mengganggu posisi normal gigi, menyebabkan ketidaksejajaran antara rahang atas dan bawah. Untuk mencegah underbite, penting bagi orang tua untuk memantau dan mengurangi kebiasaan ini pada anak-anak mereka.
Baca Juga: Hati-hati terhadap Kebiasaan Buruk yang Bisa Merusak Gigi pada Anak
3. Pertumbuhan Rahang yang Tidak Seimbang
Pertumbuhan rahang yang tidak seimbang merupakan penyebab utama terjadinya underbite. Dalam beberapa kasus, rahang bawah tumbuh lebih cepat atau lebih besar dibandingkan rahang atas, sehingga menyebabkan posisi gigi menjadi tidak seimbang. Ketidakseimbangan ini dapat terjadi selama masa pertumbuhan anak dan remaja, di mana rahang mengalami perkembangan pesat.
Selain itu, faktor hormonal dan nutrisi juga dapat memengaruhi pertumbuhan rahang, sehingga menyebabkan kondisi ini. Oleh karena itu, penting untuk memantau pertumbuhan rahang pada anak-anak, terutama jika terdapat tanda-tanda maloklusi.
4. Cedera atau Trauma
Cedera pada wajah atau rahang dapat memicu perubahan posisi rahang yang menyebabkan underbite. Trauma akibat kecelakaan, jatuh, atau benturan yang kuat dapat merusak struktur rahang dan mengubah alur gigitan. Dalam beberapa kasus, patah rahang atau dislokasi juga dapat menyebabkan ketidaknormalan posisi gigi. Perawatan yang tidak tepat setelah cedera juga dapat berkontribusi pada perkembangan underbite.
Oleh karena itu, penting untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat setelah mengalami cedera pada area wajah atau rahang untuk meminimalisir risiko terjadinya masalah ortodontik di kemudian hari.
Cara Mengatasi Underbite
Mengatasi underbite memerlukan pendekatan yang komprehensif dan bervariasi tergantung pada tingkat keparahan kondisi dan usia pasien. Berikut adalah beberapa metode yang umum digunakan untuk mengatasi underbite:
1. Kawat Gigi (Braces)
Kawat gigi adalah salah satu metode paling umum untuk mengatasi underbite. Mereka berfungsi untuk menggeser gigi ke posisi yang lebih baik seiring waktu. Dalam proses ini, dokter gigi akan memasang bracket pada gigi dan menghubungkannya dengan kawat yang memberikan tekanan untuk memindahkan gigi. Kawat gigi dapat digunakan untuk memperbaiki keselarasan gigi serta memperbaiki gigitan, termasuk underbite.
Penggunaan kawat gigi biasanya berlangsung antara 1 hingga 3 tahun, tergantung pada tingkat keparahan masalah. Setelah perawatan selesai, pasien biasanya perlu menggunakan retainer untuk menjaga posisi gigi agar tidak kembali ke posisi semula.
Baca Juga: Harga Pasang Behel Gigi di Klinik Gigi, Puskesmas dan Rumah Sakit, Simak Daftar Lengkapnya
2. Pembedahan Ortognatik
Pada kasus yang lebih parah, di mana masalah tidak dapat diperbaiki hanya dengan kawat gigi, pembedahan ortognatik mungkin diperlukan untuk memperbaiki posisi rahang. Pembedahan ini bertujuan untuk menyelaraskan rahang atas dan bawah dengan lebih efektif. Prosedur ini biasanya melibatkan pemotongan dan repositioning rahang untuk mencapai gigitan yang lebih fungsional dan estetis.
Pembedahan ortognatik sering kali dilakukan pada remaja atau dewasa setelah pertumbuhan rahang selesai, dan bisa memberikan hasil yang signifikan dalam memperbaiki penampilan wajah dan fungsi mengunyah.
Baca Juga: Bedah Mulut: Definisi, Tujuan Jenis, Prosedur, Manfaat
3. Alat Pembantu Ortodontik
Alat seperti headgear atau plate dapat digunakan untuk membantu mengatur pertumbuhan rahang pada anak-anak. Headgear, misalnya, adalah alat eksternal yang dipakai di kepala dan rahang untuk membantu mengontrol pertumbuhan rahang dan posisi gigi. Alat ini efektif dalam mengatasi maloklusi dengan memberikan tekanan yang tepat pada rahang untuk mendorong pertumbuhan yang lebih seimbang.
Plate adalah alat lain yang sering digunakan pada anak-anak untuk membantu mengarahkan pertumbuhan rahang atas atau bawah. Penggunaan alat ini biasanya dianjurkan selama beberapa jam dalam sehari dan selama beberapa tahun, tergantung pada kebutuhan individu.
4. Terapi Perilaku
Menghentikan kebiasaan buruk, seperti mengisap jari atau menggeret gigi, sangat penting dalam mencegah masalah lebih lanjut dan mengatasi underbite. Kebiasaan ini dapat mempengaruhi posisi gigi dan rahang, sehingga memperburuk kondisi underbite. Terapi perilaku dapat melibatkan pendekatan edukatif untuk membantu anak-anak memahami dampak kebiasaan buruk tersebut dan strategi untuk menghentikannya. Dalam beberapa kasus, konseling atau terapi perilaku mungkin diperlukan untuk membantu individu mengubah kebiasaan yang merugikan.
5. Perawatan Lanjutan
Setelah perawatan utama, perawatan lanjutan dengan retainer sering kali diperlukan untuk menjaga posisi gigi. Retainer adalah alat ortodontik yang digunakan setelah pengobatan kawat gigi untuk memastikan gigi tetap berada di tempatnya. Ada beberapa jenis retainer, termasuk retainer tetap dan removable, yang dapat dipilih berdasarkan kebutuhan pasien. Penting untuk mengikuti instruksi dokter gigi mengenai pemakaian retainer, karena ketidakpatuhan dapat menyebabkan gigi kembali ke posisi awal dan mengganggu hasil perawatan yang telah dicapai.
Menangani underbite memerlukan perhatian yang tepat dan penanganan yang sesuai. Dengan mengenali gejala dan penyebabnya, Anda dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mendapatkan perawatan yang optimal. Berbagai metode, mulai dari penggunaan kawat gigi hingga pembedahan ortognatik, dapat membantu memperbaiki posisi rahang dan meningkatkan fungsi serta estetika wajah. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami masalah underbite, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter gigi atau spesialis ortodonti.
Klinik Gigi SATU Dental hadir sebagai solusi terpercaya untuk masalah kesehatan gigi dan mulut Anda. Dengan pengalaman dan keahlian dokter gigi serta spesialis kami, SATU Dental mampu memberikan perawatan yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Kini, agar semakin dekat dan terpercaya, SATU Dental telah tersedia di 50 cabang Jabodetabek, Semarang, dan Surabaya, dengan pelayanan berkualitas tinggi. Percayakan kesehatan gigi dan mulut Anda kepada kami dan rasakan perbedaan pelayanan terbaik dalam setiap kunjungan.
Artikel Lainnya yang Terkait
- Kapan Kawat Gigi Anak Diperlukan? Ini Manfaat dan Prosedurnya
- Rekomendasi Warna Behel yang Bagus dan Tips Memilihnya
- 7 Penyebab Rahang Sakit dan Cara Mengobatinya
Referensi
American Dental Association. (2020). Orthodontics: A guide for patients.
Kruger, E., & Barlow, R. (2021). The relationship between dental and skeletal characteristics in patients with underbite: A review of the literature. Dental Clinics of North America, 65(4), 585-598.
Koyama, S., & Kawai, Y. (2022). Orthodontic treatment of underbite: A clinical study. European Journal of Orthodontics, 44(3), 254-261.