Klinik Gigi SATU Dental

Bruxism: Gejala, Penyebab, dan Kapan Harus Periksa

Bruxism: Gejala, Penyebab, dan Kapan Harus Periksa

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp
Breadcrumb

Pernahkah Anda merasa rahang Anda terasa lelah di pagi hari atau mendengar suara berderit saat menggigit? Jika ya, Anda mungkin mengalami bruxism. Kondisi ini lebih dari sekadar kebiasaan menggertakkan gigi. 

Meskipun terdengar sepele, bruxism dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan jika tidak ditangani dengan tepat. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai bruxism, gejala, penyebab, faktor pemicu, jenis-jenis bruxism, serta kapan waktu yang tepat untuk memeriksakan diri ke dokter.

Kutil lidah mungkin terdengar asing, namun kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja. Apa yang menyebabkan munculnya kutil di lidah? Dan bagaimana cara mengatasinya? Mari kita bahas lebih lanjut.

Table of Contents

Apa itu Bruxism?

Bruxism adalah kondisi ketika seseorang menggertakkan atau menggesekkan gigi secara berlebihan. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Marie Pietkiewicz pada tahun 1907 dengan sebutan “la bruxomanie.” 

Seiring waktu, istilah ini diadopsi menjadi bruxism untuk menggambarkan aktivitas menggertak dan menggesek gigi yang terjadi tanpa tujuan fungsional. Istilah ini mencakup berbagai fenomena motorik otot rahang, termasuk menggertak gigi, mengencang gigi, dan menggeser mandibula.

Menurut The Academy of Prosthodontics, bruxism didefinisikan sebagai kebiasaan parafungsional yang melibatkan grinding (menggeretakkan) gigi, baik dalam bentuk clenching (mengatupkan) rahang. Kebiasaan ini sering kali tidak disadari dan dapat berulang. Fenomena ini mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia, dengan prevalensi yang bervariasi antara 5-20% pada populasi umum.

Pada kebanyakan kasus, bruxism terjadi secara tidak sadar, dan penderitanya baru menyadari adanya masalah ketika mengalami gejala atau komplikasi yang timbul akibat kondisi tersebut.

Gejala dan Tanda Bruxism

Gejala utama bruxism adalah menggeretakkan gigi, yang dapat terdengar keras dan mengganggu terutama pada malam hari. Namun, ada beberapa tanda lain yang perlu diwaspadai, di antaranya:

  • Nyeri pada rahang atau wajah
  • Sakit kepala yang terjadi terutama saat bangun tidur
  • Kerusakan gigi atau enamel gigi yang aus
  • Gigi menjadi sensitif terhadap suhu dingin atau panas
  • Gangguan tidur akibat ketegangan otot rahang
  • Telinga terasa nyeri, meskipun tidak ada masalah pada telinga itu sendiri

Gejala ini bisa bervariasi dari ringan hingga berat, dan jika dibiarkan, dapat menyebabkan komplikasi serius seperti kerusakan permanen pada gigi atau masalah pada sendi temporomandibular (TMJ).

Penyebab Bruxism

Penyebab Bruxism

Penyebab pasti bruxism belum sepenuhnya diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang diyakini berkontribusi terhadap perkembangan kondisi ini. Beberapa penyebab potensial meliputi:

  • Stres dan kecemasan: Tekanan emosional, termasuk stres, kecemasan, atau kemarahan, sering kali menjadi pemicu utama bruxism.
  • Kebiasaan buruk: Mengunyah benda-benda non-makanan seperti pensil atau kuku juga bisa memicu kebiasaan menggertakkan gigi.
  • Ketidakseimbangan gigitan: Gigi yang tidak sejajar atau maloklusi dapat menyebabkan seseorang tanpa sadar menggesekkan giginya untuk mencari kenyamanan.
  • Faktor genetik: Bruxism juga cenderung terjadi dalam keluarga, yang menunjukkan adanya komponen genetik.

Baca Juga: Maloklusi atau Gigi Berantakan: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Faktor Pemicu Bruxism

Beberapa faktor dapat memperburuk atau memicu bruxism. Di antaranya:

  • Konsumsi kafein dan alkohol: Minuman berkafein seperti kopi, teh, dan minuman energi dapat meningkatkan risiko bruxism, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan.
  • Merokok: Kebiasaan merokok juga terkait dengan peningkatan risiko bruxism.
  • Penggunaan obat-obatan tertentu: Beberapa obat, seperti anti depresan dan stimulan, memiliki efek samping yang dapat menyebabkan atau memperburuk bruxism.
  • Gangguan tidur: Mereka yang menderita gangguan tidur seperti sleep apnea lebih rentan mengalami bruxism.

Baca Juga: 13 Bahaya Rokok Bagi Kesehatan Gigi dan Mulut

Jenis-Jenis Bruxism

Terdapat dua jenis utama bruxism, yaitu awake bruxism dan sleep bruxism. Masing-masing memiliki karakteristik dan faktor pemicu yang berbeda.

1. Awake Bruxism

Awake bruxism terjadi saat seseorang terjaga. Kondisi ini sering kali dipicu oleh stres, kecemasan, atau kebiasaan buruk seperti menggertakkan gigi saat fokus atau marah. Pada jenis ini, menggeretakkan gigi biasanya disadari oleh penderita dan dapat dikendalikan dengan latihan relaksasi dan teknik manajemen stres.

2. Sleep Bruxism

Sebaliknya, sleep bruxism terjadi saat seseorang tertidur, dan karena terjadi tanpa disadari, sering kali lebih sulit dikenali. Penderita sleep bruxism mungkin baru mengetahui kondisi ini setelah diberi tahu oleh orang yang tidur bersamanya, atau ketika mulai mengalami gejala seperti sakit rahang atau gigi yang aus.

Kapan Harus Periksa?

Kapan Harus Periksa?

Meskipun bruxism bisa terjadi dalam tingkat yang ringan dan tidak memerlukan perawatan khusus, ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa Anda perlu memeriksakan diri ke dokter gigi atau profesional kesehatan. Anda disarankan untuk periksa jika mengalami:

  • Sakit kepala atau sakit rahang yang konsisten, terutama saat bangun tidur
  • Kerusakan gigi yang signifikan atau ausnya enamel gigi
  • Gigi yang patah atau retak tanpa alasan yang jelas
  • Kesulitan membuka atau menutup mulut akibat nyeri pada rahang
  • Gangguan tidur yang disebabkan oleh menggeretakkan gigi

Baca Juga: Penyebab Gigi Retak dan Cara Mengatasinya

Dokter gigi akan memeriksa tanda-tanda kerusakan gigi, rahang, dan TMJ, serta mungkin merekomendasikan penggunaan pelindung gigi (mouthguard) saat tidur untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. 

Selain itu, pendekatan manajemen stres dan perubahan gaya hidup seperti mengurangi konsumsi kafein dan alkohol dapat membantu mengurangi gejala bruxism.

Baca Juga: Bisakah Botox Mengatasi TMJ (Temporomandibular Joint)?

Bruxism adalah kondisi dimana seseorang sering menggertakkan atau menggesek gigi secara berlebihan, dan kondisi bruxism ini adalah kondisi yang sering tidak disadari oleh penderitanya.

Meskipun tampak sepele, bruxism dapat menimbulkan masalah serius jika tidak ditangani dengan baik. Dengan memahami gejala, penyebab, dan faktor pemicunya, Anda dapat mengambil langkah-langkah untuk mencegah komplikasi yang lebih parah. 

Jika Anda merasa mengalami gejala bruxism, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter gigi untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Ingatlah, pencegahan dan deteksi dini adalah kunci untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut dari dampak negatif bruxism. 

Ingin melindungi gigi dan kesehatan mulut Anda dari dampak bruxism? Book sesi konsultasi di Klinik Gigi SATU Dental dan dapatkan solusi tepat untuk masalah gigi Anda.

Artikel Lainnya yang Terkait

Referensi

  • BMJ Best Practice US. Bruxism – Symptoms, diagnosis and treatment.
  • J Indian Prosthodont Soc. 2010. Bruxism: a literature review. doi: 10.1007/s13191-011-0041-5.
  • NIDCR NIH. 2022. Bruxism.

Artikel Terbaru

Cabang Klinik Gigi SATU Dental

Buat Jadwal di Klinik SATU Dental